Selasa, 17 Februari 2015

Kasih Sayang Keluarga Kunci Keberhasilan Perkembangan Anak Autis

Sejak didiagnosa autis saat berumur 3 tahun. Gerald menjadi sebuah fenomena langka dalam keluarga kami. Pengetahuan kami tentang autis hampir tidak ada. Kecuali saya sebagai pengajar, saya setidaknya tahu tapi pengetahuan tentang anak autis terlalu sedikit untuk bisa menjadi modal dalam merawat Gerald. Sejak itu kami banyak mencari artikel tentang autis, bahkan bertanya ke beberapa pakar psikologi, dan sharing dengan orangtua yang memiliki anak autis juga.

Makanan mulai kami perhatikan, karena dengan berjalan waktu, kami tahu bahwa makanan yang merupakan pantangan autis memang memiliki pengaruh yang signifikan dalam tingkah laku anak. Gerald akan sulit tidur dan susah mengontrol aktivitas atau konsentrasinya.Makanan yang mengandung terigu, gula, telur, bahan bahan makanan yang melalui proses fermentasi, bahan pengawet, pewarna dan pemanis buatan.

Beruntung saya memiliki seorang mama yang begitu sayang dengan Gerald, cucunya, beliau penuh dengan cinta mendampingi Gerald sampai usia Gerald sekarang 8 tahun sekarang. Saat Gerald sakit beliaulah yang paling sabar merawat, saat Gerald saya marah, beliaulah yang protes, memang kadang beliau juga marah untuk hal-hal yang Gerald tidak boleh lakukan.

Sekarang Gerald kelas 2 SD di SDK Santo Antonius Ampenan Mataram, Lombok. dan dia sudah bisa membaca, bahkan mulai mau belajar pelajaran di sekolah, berkomunikasipun sekarang sudah lancar baik dalam penggunaan kata dan feed back dalam menjawab atau merespon kalimat orang yang diajak berbicara. Dia sudah tahu mana yang berbahaya dan tidak, bahkan nalarnya dalam membaca sebuah situasi mulai jalan. Suaranya sangat merdu kalau menyanyi, dan memiliki wajah yang sangat tampan.

Tapi semua itu karna kesabaran, ketulusan dan cinta kasih. Saya sangat sedih saat mendengar, bahkan melihat anak-anak autis ini d rawat oleh pembantu, supir, atau orang lain yang sama sekali bukan orangtua atau keluarga. Mereka tampak tidak sabaran menghadapi anak-anak ini. Bentakan bahkan caci maki terdengar dari mulut mereka. Kata-kata yang tak pantas terlontar dari mulut mereka. Padahal situasi kondisi tersebut semakin memperparah perkembangan anak-anak autis. Mereka dihadapi dengan beban yang lebih berat lagi. Mereka seperti hidup dalam dunia mimpi buruk yang mungkin tidak pernah berakhir.

Mari para orangtua yang dipercayakan Tuhan memiliki anak-anak yang spesial, kita jaga dengan cinta kasih buah hati kita. Karena bukan tanpa rencana Tuhan memilih kita, dan bukan tanpa perhitungan Tuhan mengijinkan kita menghadapi semua ini. Cukup kita temukan satu talenta yang menjadi potensi anak kita, kemudian kita asah menjadi sebuah permata yang indah, sehingga setiap orang yang memandangnya menjadi kagum. Kenali potensinya, latih dengan tekun dan lihat hasilnya.

 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar